Selasa, 24 November 2009

Kerusakan Lingkungan di Bali

Kerusakan lingkungan hidup di Pulau Dewata semakin meluas selama 10 tahun terakhir seperti abrasi mencapai 20 persen dari total panjang pantai, lahan kritis mencapai lebih dari 55.000 hektar, hingga naiknya suhu udara mencapai 33 derajat celsius. Penyebab kerusakan ini diperkirakan antara lain dampak dari pembangunan pariwisata sejak 1970-an yang kian tak terkontrol sampai sekarang di seluruh wilayah Bali.
Karenanya, Pemerintah Provinsi Bali didesak segera menyusun aksi mencegah kerusakan tidak semakin parah. Selain itu, aksi ini juga diharapkan mampu menghadapi percepatan perubahan iklim secara menyeluruh.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Putu Wardana mengatakan, di Denpasar, Kamis (18/12), membenarkan adanya kerusakan tersebut dan tengah menyusun bersama beberapa agenda penanganan keterancaman lingkungan di Bali. Rencana jangka panjang akan segera disusun dan dilaksanakan mulai 2009 hingga 2050.
Untuk jangka pendeknya kami laksanakan mulai 2009 hingga 2014 antara lain reboisasi hutan, penanganan abrasi pantai, penghijuan kota untuk daerah resapan air. Ini juga melibatkan b eberapa bidang, yakni bidang kehutanan dan pertanian, bidang infrastruktur, bidang perindustrian, serta bidang perhubungan," kata Wardana.
Berdasarkan data Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum, suhu udara di Bali pada bulan November 2008 mencapai 32-33 derajat celcius. Sebelumnya suhu udara tercatat rata-rata berkisar 28-30 derajat celcius. Sementara tinggi permukaan air laut juga mengalami kenaikan permukaan air laut hingga 50 sentimeter dan hampir di semua pantai di Bali.
Sejumlah contoh kerusakan lainnya adalah tererosinya panjang pantai pada 1987 tercatat 51.950 kilometer. Hingga akhira 2008 ini balai mencatat penambahan erosi mencapai 91.070 kilometer atau 20 persen dari total panjang pantai di Bali 436.500 kilometer. Begitu juga intrusi air laut di sejumlah kawasan wisata sudah mencapai lebih dari lebih dari enam meter dari pantai ke darat. Bali adalah salah satu objek wisata yang sangat indah dan menarik banyak wisatawan untuk berkunjung. Kelestarian lingkungan di Bali harus kita tetap jaga supaya tidak menjadikan lingkungan yang kumuh dan tercemar.


www.kompas.com
www.google.com

Permasalahan Lingkungan Tempat Tinggal di Jakarta

Masalah kualitas lingkungan terutama di Jakarta memang seperti menegakkan benang basah, bisa dilakukan tetapi harus dengan usaha dan akal serta pengetahuan (teknologi).

Kesemuanya harus dilakukan bersamaan agar hasil yang diperoleh menjadi maksimum. Sebagai warga serba dilematis, sudah bayar pajak dan retribusi tapi kualitas lingkungan tetap buruk, namun jangan lupa jumlah penduduk yg membayar mungkin hanya 30-50%, yang lain penduduk miskin, yang cuma mampu untuk beli makan mungkin hanya sekali sehari.

Jadi bagaimana kita mengatasi masalah, saran saya mulailah dari diri sendiri dulu, lalu ajak teman/tetangga kanan kiri baru meluas ke rt/rw, kelurahan, kecamatan, dan semua harus dilakukan dengan ikhlas, tanpa pamrih atau dalih apapun.

Misal untuk sampah, mengapa kita yang relatif melek ilmu tidak mencoba membudayakan pengomposan skala kecil di rt/rw dahulu? dana bisa saweran warga, hasilnya bisa dinikmati semua warga, bahkan tukang sampah pun dapat tambahan.

Misal lagi untuk listrik pengolah kompos, bisa digunakan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) mini yang harganyapun terjangkau atau juga genset tapi dengan BBN (bahan bakar nabati) campuran solar/bensin dengan minyak sawit/ethanol, selain hemat energi fosil tentunya bebas polusi sebagaimana yang kita inginkan.

Misal lagi membuat sumur-sumur resapan berukuran 0,5 x 0,5 x 2 m di pojok2 rumah masing-masing, yang berfungsi menampung air hujan agar masuk ke tanah sehingga menyelamatkan ketersediaan air bersih disamping sebagai upaya pencegahan banjir. Bila ada ada baiknya di tiap perumahan membuat 1 buah waduk/kolam kecil berukuran minimal 15 x 15 x 10 m, selain untuk menampung air limbah dan mencegah banjir, juga bisa dijadikan tempat budidaya ikan air tawar dan pemancingan.

Begitu pula penghijauan lingkungan, dapat dimulai dengan meminta warga menanam minimal 2 tanaman buah di rumah, bibit bisa minta dari Pemda DKI, setau saya gratis.

Untuk peralatan pengolah sampah hingga PLTS bisa dimintakan infonya di BPPT Thamrin no.8, karena kesemua itu sudah bertahun2 dikembangkan dan diaplikasikan diberbagai lapisan masyarakat, tentunya dengan pembiayaan dari masyarakat karena pemerintah tidak bisa mendanai institusi litbang terus menerus. Begitupun tanaman dapat dimintakan ke dinas pertamanan DKI di merdeka timur.

Permasalahan lingkungan di Jakarta memang belum menemukan titik terang, tetapi kita hanya bisa bagaimana mengantisipasinya. Jadi, bagaimana Bapak Ibu, kita mulai hari ini memotivasi diri dan lingkungan kita menuju sesuatu yang lebih baik atau kita hanya berdiam diri atau memarahi dan menghujat orang lain tidak becus bekerja.

www.wikipedia.com

www.kompas.com

Rabu, 11 November 2009

Kemiskinan Dan Keterbelakangan

Secara sosiologis, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan ditentukan oleh tiga faktor; yakni kesadaran manusia, struktur yang menindas, dan fungsi struktur yang tidak berjalan semestinya. Dalam konteks kesadaran, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan biasanya merujuk pada kesadaran fatalistik dan menyerah pada "takdir". Suatu kondisi diyakini sebagai pemberian Tuhan yang harus diterima, dan perubahan atas nasib yang dialaminya hanya mungkin dilakukan oleh Tuhan. Tak ada usaha manusia yang bisa mengubah nasib seseorang, jika Tuhan tak berkehendak. Kesadaran fatalistik bersifat pasif dan pasrah serta mengabaikan kerja keras.
Kesadaran ini tampaknya dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan diterima sebagai takdir yang tak bisa ditolak. Bahkan, penerimaan terhadap kondisi itu merupakan bagian dari ketaatan beragama dan diyakini sebagai kehendak Tuhan.
Kesadaran keberagamaan yang fatalistik itu perlu dikaji ulang. Pasalnya, sulit dipahami jika manusia tidak diberi kebebasan untuk berpikir dan bekerja keras. Kesadaran fatalistik akan mengurung kebebasan manusia sebagai khalifah di bumi. Sementara sebagai khalifah, manusia dituntut untuk menerapkan ajaran dalam konteks dunia dan akhirat. Oleh karena itu, kemiskinan dan kebodohan, wajib diubah. Bahkan, kewajiban itu adalah bagian penting dari kesadaran manusia.
Faktor penyebab lain yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan karena otoritas struktural yang dominan. Kemiskinan, misalnya, bisa disebabkan oleh ulah segelintir orang di struktur pemerintahan yang berlaku tidak adil. Kemiskinan yang diakibatkan oleh problem struktural disebut "kemiskinan struktural". Yaitu kemiskinan yang sengaja diciptakan oleh kelompok struktural untuk tujuan-tujuan politik tertentu. Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan juga disebabkan karena tidak berfungsinya sistem yang ada. Sebab orang-orang yang berada dalam sistem tidak memiliki kemampuan sesuai dengan posisinya. Akibatnya sistem berjalan tersendat-sendat, bahkan kacau. Kesalahan menempatkan orang tidak sesuai dengan kompetensinya (one man in the wrong place) bisa mengakibatkan kondisi bangsa ini menjadi fatal.
Kondisi masyarakat Indonesia yang masih berkubang dalam kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, jelas berseberangan dengan prinsip-prinsip fitrah manusia. Fitrah manusia adalah hidup layak, berpengetahuan, dan bukan miskin atau bodoh. Untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari kubangan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, pemerintah perlu mengambil kebijakan strategis. Kebijakan strategis tersebut membutuhkan suatu jalur yang dipandang paling efektif. Dalam konteks inilah penulis berpendapat bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalur paling efektif untuk mengentaskan seluruh problem sosial di Indonesia.
Meskipun persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan karena struktur dan fungsi struktur yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua mengisyaratkan pada faktor manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan dijalankan oleh manusia pula. Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada struktur dan fungsi sistem jelas mengindikasikan problem kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda terbesar pendidikan nasional adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat Indonesia agar menjadi kritis.
Mari kita berantas kemiskinan dan keterbelakangan, supaya bangsa ini bisa lebih maju.

Selasa, 10 November 2009

Pertumbuhan Penduduk Dan Kelaparan

Sebagian besar kasus kekurangan gizi terjadi di negara berkembang Satu milyar orang di seluruh dunia mengalami kelaparan, naik sekitar 100 juta karena krisis keuangan dunia, demikian menurut PBB. Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengatakan angka itu merupakan data tertinggi selamaini. Naiknya harga bahan pangan juga menyebabkan krisiskelaparan. Direktur jendral FAO mengatakan tingginya angka kelaparan, seperenam dari penduduk dunia, merupakan "resiko serius" bagi perdamaian dan keamanan dunia.
PBB mengatakan hampir semua kasus kekurangan gizi terjadi di negara berkembang, dan sebagian besar, sekitar 642 juta jiwa, tinggal dikawasan Asia-Pasifik. Di kawasan Sahara Afrika,data kekurangan gizi mencapai 265 juta. Di Negara maju, angka kekurangan giji mencapai 15 juta”.

Krisis kelaparan yang tidak terdengar, dan melanda seperenam penduduk dunia, merupakan resiko besar bagi perdamaian dan keamanan dunia," kata Jacques Diouf.
"Kai mendesak agar ada konsensus untuk menangani masalah kelaparan dunia ini segera".
'Kontradiksi'
Peningkatan jumlah orang yang kelaparan karena turunnya pendapatan, dan meningkatnya pengangguran, yang pada akhirnya mengurangi makan keluarga miskin, kata. Badan PBB itu. Namun angka itu sangat kontras karena bukti menunjukkan sebagian besar Negara maju justru bertambah kaya.


Kelaparan Dunia
Asia-Pasifik: 642juta
Sub-Sahara Afrika: 265 juta
Amerika Latin dan Karibia: 53 juta
Timur Tengah dan Afrika Utara: 42 juta
Negara maju: 15 juta
FAO

"Inilah untuk pertamakalinya dalam sejarah manusia, begitu banyak orang yang kelaparan di dunia," kata juru bicara FAO Kostas Stamoulis, direktur bagian pembangunan.
Diouf mendesak agar pemerintah-pemerintah di seluruh dunia memberikan bantuan pembangunan untuk mendorong pertanian, khususnya petani kecil.
"Penanaman modal dalam pertanian harus ditingkatkan karena di sebagian besar negara miskin, sektor pertanian penting untuk mengatasi kemiskinan dan kelaparan, dan merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi,".

Pertumbuhan Penduduk Dan Penyakit Yang Berkaitan Dengan Lingkungan Hidup

Kemampuan manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang masih primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible. Prilaku masyarakat ini menentukan gaya hidup tersendiri yang akan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan yang diinginkannya mengakibatkan timbulnya penyakit juga sesuai dengan prilakunya tadi. Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber daya social ekonomi. WHO menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1,Pasal 2 dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik),rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada kata kesehatan. Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah, pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai,penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit.
Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani masalah.pemukiman sangat penting diperhatikan. Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pentagonal sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk pembangunan asap dapur. Indonesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa indikator kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka harapan hidup ( 63 tahun ) dan status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir manusia, maka manusia mulai menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan efisien si dari tenaga manusia.

Pertumbuhan Penduduk Dan Tingkat Pendidikan

Pertumbuhan penduduk yang relatif (masih) tinggi ini merupakan suatu masalah yang terus diupayakan pengendalian pertumbuhannya. Hal ini, jika tidak dilakukan sedini mungkin, akan berpengaruh terhadap mutu kehidupan yang kian hari makin merosot. Salah satu hal yang dilakukan yaitu melalui program Keluarga Berencana dengan berbagai caranya yaitu penggunaan alat-alat kontrasepsi. Namun berbagai hambatan baik berupa agama, adat dan alasan ekonomi turut berperan; walaupun tujuan program ini sangat penting dalam menunjang meningkatnya taraf hidup keluarga.

Salah satu langkah yang penting guna menunjang dan menyadarkan penduduk tentang tujuan program keluarga berencana, yaitu melalui pendidikan. Sebab pada prinsipnya bahwa pendidikan selalu membawa penduduk ke arah perubahan pemikiran yang positif dalam menunjang pembangunan, yaitu peningkatan taraf hidup penduduk guna mencapai tujuan pembangunan nasional.

Pendidikan sangat penting karena untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Dengan adanya pertumbuhan dan tingkat pendidikan kita bisa mengetahui seberapa jauh tingkat pemikiran kita tentang pendidikan. Dengan demikian, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat (derajad) antara tingkat pendidikan penduduk dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi.

Pertambahan Penduduk Dan Lingkungan Pemukiman

Surabaya sebagai kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia, merupakan pusat pertumbuhan orde pertama yang telah menjadi “magnet” terkuat bagi penduduk di daerah penyangga (hinterland), terutama daerah perdesaan sekitar kota tersebut. Keberadaan Kota Surabaya tersebut merupakan bagian dari daerah perkotaan (urban) di Indonesia, khususnya di P.Jawa. Secara makro, pertumbuhan penduduk perkotaan di P.Jawa terus berkembang sehingga Jawa telah dijuluki sebagai urban island. Mereka datang ke Kota Surabaya karena di tempat tersebut banyak pilihan untuk memperoleh berbagai kesempatan dalam upaya memperbaiki kehidupannya. Mereka datang ke Kota Surabaya dengan berbagai motif, meskipun motif ekonomi adalah unsur yang paling dominan. Mereka mempunyai persepsi dan harapan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada di daerah asal, terutama perdesaan. Meskipun demikian, pesatnya pertumbuhan penduduk Kota Surabaya selain disebabkan oleh proses migrasi, juga karena pertambahan alami. Kota Surabaya itu sendiri telah berkembang dalam proses interaksi dari komponen keadaan penduduk, teknologi, lingkungan dan organisasi perkotaan sehingga telah melahirkan “ ecological urban complex”.

Sejalan dengan kondisi yang demikian maka di Kota Surabaya, seperti halnya kota-kota metropolitan yang lain, muncul kamajemukan masyarakat. Sebagian dari sekmen masyarakat yang majemuk tersebut adalah penduduk yang tinggal di daerah perkampungan kumuh baik yang legal maupun yang ilegal. Penduduk yang bermukim di kampung yang ilegal lazim disebut penduduk liar atau penduduk spontan atau squatters. Hal tersebut telah menjadi fenomena sosial yang universal, artinya telah terjadi di banyak negara. Keberadaan masyarakat kumuh tersebut merupakan realita sosial yang tidak dapat dihilangkan, sepanjang penduduk daerah penyangga Kota Surabaya masih hidup dalam kondisi marginal atau telah terjadi proses ketimpangan dalam kehidupan sosial-ekonomi. Pembangunan investasi yang bergerak pesat telah terjadi di Surabaya sehingga telah memperlebar jurang ketimpangan dengan kondisi sosial-ekonomi daerah perdesaan. Oleh karena itu ketimpangan tersebut telah menimbulkan proses migrasi , antara lain penduduk non-permanen pada strata sosial-ekonomi bawah.

Oleh karena itu keberadaan penduduk marginal di lingkungan permukiman kumuh Kota Surabaya merupakan suatu keniscayaan, dan tidak perlu dipertentangkan dengan upaya pemerintah daerah Kota Surabaya yang ingin meningkatkan keindahan dan kenyamanan lingkungan kota. Pemerintah Kota Surabaya tidak dapat melarang seseorang yang ingin bermigrasi, karena hak asasi manusia telah melindunginya, walaupun mereka seharusnya mematuhi perundang-undangan yang berlaku dan menghormati nilai-nilai yang hidup pada masyarakat Kota Surabaya. Dalam hal ini kegiatan penduduk marginal di permukiman kumuh dapat dilihat sebagai sub-sistem dari sistem perkotaan Surabaya. Penduduk migran non-permanen yang bermukim di daerah kumuh antara lain berada di Kelurahan Putat Gede, Kelurahan Tg.Sari, Kelurahan Suko Manunggal, Kelurahan Pacar Keling, Kelurahan Kr.Pilang dan Kelurahan Waru Gunung, cenderung didominasi oleh penduduk dari daerah perdesaan sekitar Kota Surabaya seperti Bangkalan, Gresik, Lamongan dan Mojokerto, meskipun mereka banyak pula yang datang dari daerah lain, bahkan dari luar provinsi Jawa Timur.

Referensi :

www.google.com

www.wikipedia.com

www.wordpress.com

www.kiva.com

Bondan Soedharto

Suko Bandiyono