Selasa, 24 November 2009

Permasalahan Lingkungan Tempat Tinggal di Jakarta

Masalah kualitas lingkungan terutama di Jakarta memang seperti menegakkan benang basah, bisa dilakukan tetapi harus dengan usaha dan akal serta pengetahuan (teknologi).

Kesemuanya harus dilakukan bersamaan agar hasil yang diperoleh menjadi maksimum. Sebagai warga serba dilematis, sudah bayar pajak dan retribusi tapi kualitas lingkungan tetap buruk, namun jangan lupa jumlah penduduk yg membayar mungkin hanya 30-50%, yang lain penduduk miskin, yang cuma mampu untuk beli makan mungkin hanya sekali sehari.

Jadi bagaimana kita mengatasi masalah, saran saya mulailah dari diri sendiri dulu, lalu ajak teman/tetangga kanan kiri baru meluas ke rt/rw, kelurahan, kecamatan, dan semua harus dilakukan dengan ikhlas, tanpa pamrih atau dalih apapun.

Misal untuk sampah, mengapa kita yang relatif melek ilmu tidak mencoba membudayakan pengomposan skala kecil di rt/rw dahulu? dana bisa saweran warga, hasilnya bisa dinikmati semua warga, bahkan tukang sampah pun dapat tambahan.

Misal lagi untuk listrik pengolah kompos, bisa digunakan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) mini yang harganyapun terjangkau atau juga genset tapi dengan BBN (bahan bakar nabati) campuran solar/bensin dengan minyak sawit/ethanol, selain hemat energi fosil tentunya bebas polusi sebagaimana yang kita inginkan.

Misal lagi membuat sumur-sumur resapan berukuran 0,5 x 0,5 x 2 m di pojok2 rumah masing-masing, yang berfungsi menampung air hujan agar masuk ke tanah sehingga menyelamatkan ketersediaan air bersih disamping sebagai upaya pencegahan banjir. Bila ada ada baiknya di tiap perumahan membuat 1 buah waduk/kolam kecil berukuran minimal 15 x 15 x 10 m, selain untuk menampung air limbah dan mencegah banjir, juga bisa dijadikan tempat budidaya ikan air tawar dan pemancingan.

Begitu pula penghijauan lingkungan, dapat dimulai dengan meminta warga menanam minimal 2 tanaman buah di rumah, bibit bisa minta dari Pemda DKI, setau saya gratis.

Untuk peralatan pengolah sampah hingga PLTS bisa dimintakan infonya di BPPT Thamrin no.8, karena kesemua itu sudah bertahun2 dikembangkan dan diaplikasikan diberbagai lapisan masyarakat, tentunya dengan pembiayaan dari masyarakat karena pemerintah tidak bisa mendanai institusi litbang terus menerus. Begitupun tanaman dapat dimintakan ke dinas pertamanan DKI di merdeka timur.

Permasalahan lingkungan di Jakarta memang belum menemukan titik terang, tetapi kita hanya bisa bagaimana mengantisipasinya. Jadi, bagaimana Bapak Ibu, kita mulai hari ini memotivasi diri dan lingkungan kita menuju sesuatu yang lebih baik atau kita hanya berdiam diri atau memarahi dan menghujat orang lain tidak becus bekerja.

www.wikipedia.com

www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar